BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 12 November 2018

Yakin Siap Kerja Sambil Kuliah? Pikirin Hal-hal Ini Dulu Deh!


Yakin Siap Kerja Sambil Kuliah? Pikirin Hal-hal Ini Dulu Deh!

Kepikiran kuliah lagi meski sudah kerja? Kalau iya, pikirkan dulu matang-matang. Ini bukan perkara ada yang ngelarang or enggak. Yang jelas, kerja sambil kuliah itu menuntut banyak hal. Mulai dari tenaga, waktu, dan yang jelas sih duit. Yang disebut terakhir, masuknya duit, bakal sangat menentukan jadi atau tidaknya kuliah. Terlepas sudah punya niat dan tekat bulat plus waktu yang bisa disiasati, tetap saja enggak bisa action tanpa duit. Beda kasus kalau disodori beasiswa atau kantor bersedia bayari. Ini mah ngarepdotcom banget. Oh ya, orang yang sudah kerja rata-rata tak bakalan ikuti program regular tapi diarahkan ke program khusus. Walhasil, biayanya bakal lebih mahal daripada program regular. Enggak heran sih, kan mahasiswanya orang kantoran yang dianggap sudah penghasilan sendiri.

1. Cek kesehatan dompet Langkah awal adalah memetakan keuangan dulu. Cek isi dompet. Ya caranya hitung dengan seksama tiap bulannya berapa duit yang bisa disisihkan buat kuliah. Belum lagi ditambah biaya beli buku atau tetek bengek lainnya yang ujung-ujungnya duit lagi. Kemudian jangan sampai hidup makin susah gara-gara kuliah. Tetap dong alokasikan duit untuk foya-foya alias senang-senang. Masak gegara kuliah enggak mampu lagi nonton bioskop atau makan rada mewah dikit. Gini deh, kasih sedikit ilustrasi saja gimana atur keuangan dari penghasilan bulanan untuk modal kuliah tapi enggak kurangi hak diri bersenang-senang. Gaji Rp 3.000.000 Biaya hidup Rp 1.000.000 Transport Rp 500.000 Rekreasi Rp 400.000 Biaya tak terduga Rp 200.000 Saving Rp 200.000 Sisa uang Rp 700.000 Pemetaan keuangan ini penting karena pengaruh banget sama keputusan kuliah lagi. Utamanya cari kampus yang sesuai dengan budget. Simpelnya, masak gaji masih di batas UMR tapi nekat ambil kuliah kelas internasional? Jadi ketika ada sisa dana Rp 700 ribu per bulan, itu adalah kemampuan untuk biayai kuliah. Dan perlu diingat, program khusus bagi mahasiswa yang sudah bekerja biayanya lebih tinggi. Lazimnya biaya perkuliahan itu dibayarkan per semester. Nah, kalau rencana kuliah semester depan berarti punya duit Rp 4,2 juta. Cek deh brosur program khusus jenjang pendidikan yang ingin dipilih, apakah biayanya sesuai dengan kemampuan.

2. Rasional Anggap duit bukan masalah. Lalu pertimbangan berikutnya apa? Rasional dong. Misalnya gini, ingin punya ijasah S1 karena cuma lulusan SMA? Pikirkan mateng-mateng dulu. Kuliah S1 itu lama, minimal empat tahun. Bayangin deh, kerja sambil kuliah empat tahun. Wooi, enggak gampang tuh. Jangan terbuai dengan titel gelar sarjananya, tapi bayangin prosesnya. Selama empat tahun bergelut sama pekerjaan plus kuliah. Pulang malam karena jam kuliahnya sehabis pulang kantor. Belum lagi ada perkuliahan di hari weekend. 3. Pikirkan juga kalau ada kerjaan yang memaksa lembur sampai malam. Meski pun awal-awal bisa mengerjakan semuanya, tapi pertanyaannya apakah stamina badan terus-terusan fit? Ketika putuskan kuliah dengan sendirinya peran bertambah. Di satu sisi sebagai pekerja dan di sisi lain jadi mahasiswa. Jangan di tengah jalan berantakan. Mula-mula niat menggebu-gebu kuliah tapi beberapa waktu kemudian loyo gara-gara sulit melakoni dua peran sekaligus. So, pikirkan masak-masak dulu. Lihat konsekuensinya ketika hendak kuliah lagi. Bila niatnya anget-anget tahi ayam, ruginya banyak. Sudah tenaga terbuang, duit melayang, eh gelar hanya sekadar bayang-bayang.

3. Terbuka sama kantor Kadang apa yang ada di benak beda sama kenyataan. Bisa jadi perusahaan bakal senang karena ada karyawan yang level pendidikannya naik. Faktanya belum tentu. Sejumlah perusahaan kadang tak ingin karyawannya kerja sambil kuliah. Umumnya sih khawatir mengganggu pekerjaan. Sebenarnya sih enggak mau naikin gaji karena status pendidikan yang berubah (bisa jadi lho ya). Biar enggak praduga, lebih baik ajak bicara. Dalam hal ini atasan langsung atau bagian personalia. Kalau oke-oke saja sih enggak masalah, lha kalau keberatan bisa berabe. Enggak usah kucing-kucingan sama kantor. Kalau kantor merestui kan enak. Jadi pas ujian enak izinnya.

4. Pilih kampus yang tepat Kasus di sini bukan akreditasinya tapi pada lokasinya. Misalnya saja kerja di bilangan Tanjung Priok tapi kuliah di IPB Bogor. Ya bisa modyar. Baru bayangin aja jarak antara kantor ke kampus sudah bikin badan remuk redam, apalagi dilakoni! Makanya, soal kampus ini juga pikirkan dengan matang-matang. Kalkulasi jarak, waktu tempuh, dan tentunya kuat enggak ongkosnya. Terus, pastikan juga ada program khusus karyawan biar jam perkuliahan enggak bentrok sama jam kerja. Kemudian juga jangan asal. Tetap perhatikan kualitasnya. Kan enggak elok sudah capek-capek kerja sambil kuliah, eh ijasahnya abal-abal. Jadi jangan langsung tergoda dapat tawaran program khusus kuliah yang jumlah SKS-nya meragukan. Setidaknya itulah empat poin yang mesti dikupas masak-masak sebelum mendaftar ke kampus. Pasti setuju kalau niat kuliah itu adalah menaikkan level ketrampilan dan pengetahuan, tapi bila tak disertai strategi yang tepat bisa berantakan.

credit : https://www.moneysmart.id/yakin-siap-kerja-sambil-kuliah-pikirin-hal-hal-ini-dulu-deh/